MARHABAN YA RAMADHAN
Sungguh
termasuk diantara keutamaan dan nikmat Alloh عزّوجلّ yang
sangat besar kepada para hambanya adalah mempersiapkan kepada mereka musim dan
waktu yang penuh dengan keutamaan, agar menjadi ladang menuai pahala bagi
orang-orang yang taat dan medan bagi orang yang ingin berlomba-lomba kebaikan.
Bulan ramadhan adalah bulan yang penuh barokah, penuh dengan keutamaan yang banyak,
Alloh berfirman:
شَهْرُ
رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ
الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ
مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن
كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ
اللَّـهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا
الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّـهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (QS.al-Baqoroh/2: 185).
Dari
Abu Hurairah رضي الله عنه bahwasanya
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Telah datang kepada kalian bulan ramadhan, bulan yang penuh berkah. Alloh
mewajibkan puasa atas kalian di dalamnya. Pada bulan itu dibuka pintu-pintu
surga, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu setan-setan. Alloh menjadikan
pada bulan itu sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang
tercegah dari kebaikannya, maka sungguh dia tercegah untuk mendapatkannya”.[1]
Sebagian
salaf mengatakan: “Sesungguhnya Alloh menjadikan bulan Ramadhan sebagai medan bagi
para makhluknya untuk berlomba-lomba di dalamnya dengan ketaatan. Adayang
mendahului dan merekalah para pemenang, dan ada yang tertinggal dan merekalah
yang merugi”.[2]
Akan
tetapi yang sangat disayangkan, kebanyakan manusia tidak mengenal musim-musim
kebaikan, mereka tidak memandang kehormatan bulannya. Maka jadilah bulan
Ramadhan kosong dari ketaatan, ibadah, membaca al-Qur’an, shadaqah dan dzikir.
Mereka tidak mengenal bulan Ramadhan melainkan hanya untuk mengumpulkan aneka
ragam makanan dan minuman. Mereka tidak mengenal bulan Ramadhan kecuali bulan
untuk begadang di malam hari, tidur diwaktu siang, bahkan sampai ada diantara
mereka yang hanya tidur dan meninggalkan shalat wajib!!. Wallohul Musta’an.
Bagi yang lupa lagi niat berpuasa, nih dikasih tau...
HUKUM DAN
ADAB SEPUTAR PUASA
1.
Niat Sebelum Puasa
Berdasarkan hadits:
عَنْ
حَفْصَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: مَنْ لَمْ يُجْمِعْ
الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ
Dari
Hafshoh ummul mukminin bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Barangsiapa yang tidak meniatkan puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa
baginya”.[3]
Melafadzkan niat puasa?
Niat tempatnya di dalam hati, bukan
melafadzkannya dengan lisan semisal ucapan yang sering kita dengar Nawaitu
Shouma Ghodin Fardhon Lillahi Ta’ala. Bahkan mengucapkan niat dalam ibadah,
baik ketika berwudhu, shalat, atau puasa adalah menyelisihi syariat atau kita
katakan bid’ah.
Abu Abdillah Muhammad bin Qosim
al-Maliki رحمه الله berkata: “Niat termasuk pekerjaan
hati, maka mengeraskannya adalah bid’ah”.[4]
[1] HR.Ahmad
12/59, Nasai 4/129. Syaikh al-Albani berkata: “Hadits Shahih Lighairih”. Lihat Shahih
at-Targhib 1/490, Tamamul Minnah hal.395 keduanya oleh al-Albani.
19.25
|
Label:
Islam
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar